Dimana


Dia tetap duduk diam tidak bergeming. Tatapannya kosong, rambutnya berlepasan dari ikatannya, wajahnya suram. Tak sepatanh katapun terucsp dari bibirnya. Taka ada satu pertanyaanpun yg merangsang otaknya berpikir untuk menjawab. Kami rasanya kehabisan akal. Matahari semakin mendekat kek kaki langit sebelah barat, dan kami bergantian mengajukan pertanyaan yg hampir mirip. “dimana kamu tinggal?”

Sementara perut kamipun minta diisi. Cacing cacing dalam perutpun meminta jatah makannya. DaVn kami masih tetap bertanya Dimana kamu tinggal.

Tidak tega juga membiarkan dia sendirian. Segala cara sudah dilakukan, mencari dengan ponsel, bertanya orang yg menurut kami bisa memberi informasi, namun tak satupun bisa dijadikan acuan untuk menemukan alamatnya….. Ahh..